Friday, April 24, 2015

Konsep pendapatan nasional (national output) atau disebut juga produk nasional (national product) adalah jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu perekonomian negara dalam satu periode. Perhitungan pendapatan nasional menyajikan ukuran-ukuran keseluruhan (agregat) nilai dasar dari seluruh  barang dan jasa dalam bentuk akhir/jadi, yang diproduksi dalam perekonomian negara yang bersangkutan dalam jangka waktu satu tahun. Dalam konsep sederhana, tanpa mengambarkan adanya pemerintah dan “tabungan” (penanaman modal), nilai pasar barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi adalah sama dengan pengeluaran untuk  barang dan jasa dan seluruh upah, sewa, bunga, dan keuntungan yang diterima oleh sumber-sumber daya ekonomi (faktor produksi) dalam memproduksi barang dan jasa tersebut. Beberapa ukuran yang menjadi konsep pendapatan nasional adalah sebagai berikut :
  1. Produk Domestik Bruto (PDB)
  2. Produk Nasional Bruto (PNB)
  3. Pendapatan Nasional Neto (NNI)
  4. Pendapatan Perorangan (PI)
  5. Pendapatan Disposible (DI)
Konsep perekonomian terbuka adalah perekonomian empat sektor (rumah tangga konsumsi, rumah tangga perusahaan, rumah tangga negara, dan luar negeri). Perekonomian tertutup disebut perekonomian tiga sektor (rumah tangga konsumsi, rumah tangga perusahaan, rumah tangga negara) tanpa transaksi/hubungan luar negeri. Perekonomian tertutup sederhana disebut perekonomian dua sektor (sektor rumah tangga konsumsi dan rumah tangga perusahaan)
Contoh Dalam suatu model sederhana, dengan mengenyampingkan peran pemerintah dan tabungan (penyertaan modal), kita asumsikan bahwa keseluruhan produksi adalah  1.000.000 unit barang dengan harga per unit Rp 25,00. Biaya untuk mem-produksi keseluruhan barang tersebut terdiri dari upah Rp 10.000.000,00; bunga Rp 5.000.000,00; sewa Rp 4.000.000,00; dan keuntungan Rp 6.000.000,00.

Bila kita menghitung nilai pasar produk nasional dengan menggunakan pende-katan pengasilan/pendapatan (earnings/income approach), maka nilai pasar dari produk nasional adalah Rp 20.000.000,00 (upah Rp 10.000.000,00 + bunga Rp 5.000.000,00 + sewa Rp 4.000.000,00 + keuntungan Rp 6.000.000,00). Selanjut-nya, bila kita gunakan pendekatan pengeluaran atau arus produk (expenditure or flow of product approach) dengan mengandaikan bahwa rumahtangga-rumah-tangga merupakan pemilik tunggal dari faktor-faktor produksi, maka pen-dapatan mereka dari produksi adalah Rp 25.000.000,00 (dari upah, bunga, sewa, dan keuntungan). Kemudian, bila rumahtanga-rumahtangga tersebut membelanjakan keseluruhan penghasilannya, maka nilai pasar pengeluaran nasional adalah Rp 25.000.000,00.

Dalam konsep perekonomian tertutup sederhana, pendapatan yang diterima oleh rumah tangga-rumah tangga konsumsi  atau disebut  income/yield (Y) digunakan untuk :
  • membeli barang dan jasa, yang disebut dengan pengeluaran konsumsi (consumption) atau ditulis dengan inisial C, dan 
  • sisanya digunakan untuk menabung (saving) atau ditulis dengan inisial S.
Pendapatan, konsumsi dan tabungan dapat dituliskan dalam rumus Y = C+S. Pada kesempatan berikutnya, dalam jangka panjang kemungkinan besar tabungan akan digunakan untuk investasi (Investment) atau ditulis dengan inisial I, sehingga dalam bentuk rumus dapat ditulis Y = C+I

Konsumsi, tabungan dan investasi merupakan hal yang mempengaruhi pembentukan pendapatan nasional. Selanjutnya, untuk menghitung besarnya pendapatan nasional suatu negara dapat digunakan beberapa cara. Namun, untuk itu kita perlu mengetahui dahulu beberapa konsep yang berkaitan dengan pendapatan nasional dan pema-hamannya, sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan istilah atau pernyataan mengenai Produk Nasional Bruto (PNB), Produk Domestik Bruto (PDB),  pendapatan nasional, dan Pendapatan Nasional.

0 comments:

Post a Comment